Kuda Eun Seom berlari dengan sangat cepat dan indah meninggalkan Moo Baek dan teman - temannya jauh dibelakang. dalam hati Moo Baek berkata," jika kuda itu adalah Kanmoreu maka dia adalah Aramun Haesulla".
Kanmoreu membawa Eun Seom melewati hutan dan menjatuhkannya di tepi danau tempat terakhir Eun Seom ngobrol bersama Ta Nya. kepala Eun Seom penuh dengan kejadian yang baru saja dia alami dan juga pesan terakhir Ta Nya padanya. dia mencelupkan kepalanya ke air untuk menjernihkan pikirannya, tapi tetap tidak berhasil, sambil menangis kebingungan Eun Seom berkata" Aku harus bagaimana?Aku harus menolong suku wahan, tapi aku tidak tahu siapa orang-orang itu"
"mereka terlalu kuat dan terlalu banyak",
tiba - tiba Eun Seom mendengar suara dari dalam hutan, ternyata itu adalah Moo Baek yang masih terus mengejar Eun Seom. Eun Seom segera melompat keatas kudanya dan melarikan diri masuk kedalam hutan. setelah beberapa saat mengejar Eun Seom, Moo Baek berkata, "jika itu memang Kanmoreu, maka tidak ada kuda lain yg dapat mengejarnya". Moo baek pun penyarungkan pedangnya dan mengambil panahnya untuk membidik. dua kali moo baek menembak tapi meleset. Eun Seom ketakutan karena sebelumnya pernah terkena panah. tiba - tiba kanmoreu berhenti dan berbalik kearah moo baek, tentu saja eun seom kebingungan dan panik tapi dia segera bisa menguasai diri dan percaya diri. Moo Baek melepaskan 2 anak panah sekaligus tapi Eun Seom dapat mengelaknya. moo baek mencabut pedangnya dan bersiap, begitu kedua kuda saling berdekatan, kuda Moo Baek tiba - tiba meringkik dan menjatuhkan Moo Baek, Eun Seom lolos dan kuda moo baek berlari mengikuti kuda Eun Seom.
Moo Baek berusaha mengejar kudanya, tapi tidak bisa, dia lalu teringat kata - kata gurunya sewaktu ia muda. kata gurunya" Aku mau kamu seperti Kanmoreu, kau tak hanya harus kuat dan cepat, tapi juga menjadi sosokyang diikuti dan diteladani semua orang." Ada ungkapan lama yang bilang bahwa saat kanmoreu mulai berlari, semua kuda musuh akan mengikutinya".
Moo Baek akhirnya menyerah. dia bertanya tanya dalam hati, apakah benar itu adalah kuda kanmoreu.
semua suku wahan dibawah menyeberangi lautan air mata, Cho seol ibunya Ta nya yang terluka saat melarikan diri, terjatuh karena pusing dan tidak tahan akan panasnya uap dari kawah belerang. (Lautan air mata sebenarnya adalah kawah gunung berapi yang penuh belerang panas). luka ibu Cho Seol mengeluarkan darah, tapi dia menahan sakitnya dan berusaha bangun kembali.
Eun Seom kembali ke perkampungan suku wahan dan mendapati, kampung itu telah habis terbakar dan mayat bergelimpangan dimana - mana, hatinya menjadi pilu. Dengan lunglai dia berjalan menelusuri sisa sisa kebakaran sambil mencari - cari mungkin masih ada yang hidup, lalu dia menemukan hiasan kepala Ta nya. Dia menjadi marah karena gadis yang disayanginya dianiaya.Eun Seom mulai mencari apa saja yang bisa dijadikan senjata. ketika dia keluar setelah menemukan tali, tiba tiba dia mendengan ada yang memanggil namanya sambil menangis.
rupanya itu adalah Doti, gadis kecil yang berhasil selamat. Eun Seom segera memeluk doti dengan erat, emosinya bergejolak. sambil menangis, Doti menceritakan semua kejadian yang dia alami. Eun Seom kembali memeluk doti dan menenangkan gadis kecil itu.
tiba tiba mereka mendengar suara ada yang datang, Eun Seom segera mencabut pisau dan bersiap- siap, sambil memeluk Doti, Eun Seom berjalan pelan mencari sumber suara tadi, lalu dia melihat, kuda Moo Baek yang datang merumput bersama Turi(Kanmoreu). Eun Seom pun bernapas lega. Ketika dia melihat pelana di kuda moo baek, Eun Seom bertanya apakah Turi mau memakai baju juga?
suku wahan akhirnya tiba dibawah tebing hitam besar, mereka lalu dipaksa masuk kedalam "Lift" dan ditarik keatas. mereka menangis ketakutan ketika lift mulai bergerak keatas. mereke melihat pos pos perhentian lift dan orang orang yang menggerakkan lift itu sedang disiksa, dan dipaksa menarik lift itu.
Moo Baek berusaha mengejar kudanya, tapi tidak bisa, dia lalu teringat kata - kata gurunya sewaktu ia muda. kata gurunya" Aku mau kamu seperti Kanmoreu, kau tak hanya harus kuat dan cepat, tapi juga menjadi sosokyang diikuti dan diteladani semua orang." Ada ungkapan lama yang bilang bahwa saat kanmoreu mulai berlari, semua kuda musuh akan mengikutinya".
Moo Baek akhirnya menyerah. dia bertanya tanya dalam hati, apakah benar itu adalah kuda kanmoreu.
Eun Seom kembali ke perkampungan suku wahan dan mendapati, kampung itu telah habis terbakar dan mayat bergelimpangan dimana - mana, hatinya menjadi pilu. Dengan lunglai dia berjalan menelusuri sisa sisa kebakaran sambil mencari - cari mungkin masih ada yang hidup, lalu dia menemukan hiasan kepala Ta nya. Dia menjadi marah karena gadis yang disayanginya dianiaya.Eun Seom mulai mencari apa saja yang bisa dijadikan senjata. ketika dia keluar setelah menemukan tali, tiba tiba dia mendengan ada yang memanggil namanya sambil menangis.
rupanya itu adalah Doti, gadis kecil yang berhasil selamat. Eun Seom segera memeluk doti dengan erat, emosinya bergejolak. sambil menangis, Doti menceritakan semua kejadian yang dia alami. Eun Seom kembali memeluk doti dan menenangkan gadis kecil itu.
tiba tiba mereka mendengar suara ada yang datang, Eun Seom segera mencabut pisau dan bersiap- siap, sambil memeluk Doti, Eun Seom berjalan pelan mencari sumber suara tadi, lalu dia melihat, kuda Moo Baek yang datang merumput bersama Turi(Kanmoreu). Eun Seom pun bernapas lega. Ketika dia melihat pelana di kuda moo baek, Eun Seom bertanya apakah Turi mau memakai baju juga?
suku wahan akhirnya tiba dibawah tebing hitam besar, mereka lalu dipaksa masuk kedalam "Lift" dan ditarik keatas. mereka menangis ketakutan ketika lift mulai bergerak keatas. mereke melihat pos pos perhentian lift dan orang orang yang menggerakkan lift itu sedang disiksa, dan dipaksa menarik lift itu.
No comments:
Post a Comment