Translate

Arthdal Chronicles: Episode 1 - part 1

Arthdal Chronicles: Episode 1 - part 1




Seekor ular putih pelan - pelan merayap masuk kedalam sebuah gubuk primitif, dimana seorang wanita sedang tertidur dengan gelisah bersama seorang bayi.
ular itu terus merayap dan naik ketubuh perempuan itu, menuju bayi yang tertidur disamping wanita itu.ular itu mulai membuka mulutnya ingin menelan bayi yang lemah itu, tapi ajaib, retina bayi itu berumah menjadi Ungu...
Sementara ibu bayi itu masih tertidur dengan mimpi buruk .dalam mimpinya, wanita itu berbicara dengan seseorang bernama Aramun, Aramun mengancam akan mengambil bayi wanita itu, namun wanita itu menolak untuk memberikan bayinya. Aramunpun berkata, "kalau begitu, aku akan mengambil ayah mereka". Wanita itu pun terbangun dari mimpinya. anehnya, bayi wanita itu, masih tetap berada disampingnya.
Lalu Narator berkata "Di Zaman manusia turun dari pohon, mereka belajar memakai api dan membuat pisau tajam. Menciptakan roda dan memulai meratakan jalan.Dan mulai tinggal di satu tempat, tetapi mereka tak memiliki seorang pemimpin atau raja bahkan impian untuk menjadi yang tertinggi, negeri nenek moyang tersebut adalah tempat Iarth
Adegan berlanjut tampak sekelompok orang yang berlarian seperti sedang mengejar sesuatu yang tidak kelihatan, namun mereka satu persatu meninggal dengan tragis hingga tubuhnya terpotong. dan mereka seperti dicabik cabik binatang buas.. apakah yang sedang mereka kejar ?
ternyata mereka sedang mengejar makhluk yang mirip manusia namun dapat bergerak sangat cepat dan memiliki cakar yang sangat tajam. makhluk itu sangat kuat. Makhluk yang mirip manusia itu bernama “Neanthal”. 
kini yang tersisa hanya satu orang. rupanya orang itu bernama Moo Gwang (Hwang Hee), orang itu beruntung karena teman temannya datang dan berhasil selamat berkat teman mereka mulai datang dan menjatuhkan anak panah. kelompok teman teman yang baru datang itu dipimpin oleh Moo Baek (Park Hae Joon)
Moo Baek lalu memeriksa keadaan Moo Gwang yang terpanah di kakinya, namun Moo Gwang menyuruh Moo Baek untuk terus mengejar makhluk ganas yang berlari masuk ke hutan itu.
lalu terdengar suara yg berkata, " sejak kapankah ini dimulai, aku tidak terlalu ingat, apakah sejak malam itu"
Malam itu, tampak Asa Hon, Asa Ron Niruha, Sanung Niruha, beserta beberapa org prajurit sedang berdiri di depan sebuah baru besar dengan dikelilingi obor sebagai penerang malam.
Rupanya mereka sedang menunggu kepala suku Neanthal makhluk yang berbibir biru dan berdarah biru.untuk berunding. Moo baek berkata bahwa itu adalah kali pertamanya dia melihat mereka. kepala suku Neanthal itu bernama Raknruv. Dia bertanya "apakah yang kalian inginkan hai Saram?"Sanung menjawab " kerja sama, kami ingin melakukan kerja sama"
Raknruv merasa heran dan berkata " kita sangat berbeda dalam segala aspek, kerja sama seperti apa yang kalian maksudkan?
Sanung menjawab " mari kita bersama sama mendirikan bangsa, untuk kelimpahan, kami memiliki kemampuan dan kalian memiliki tanah yang subur, " namun Raknuv menolak untuk bekerja sama. sehingga malam itu, tidak terjadi kesepakatan kerjasama. Para Saram pun kembali dengan tangan hampa.


setelah perundingan awal gagal, para Saram lalu merubah strategi dengan mengambil hati para Neanthal dengan memberikan kain - kain yang mahal, namun sungguh licik para Saram, mereka telah melaburi kain kain itu dengan virus yang hanya menjangkiti hewan dan Neanthal, Sanung Niruha dan Asa Ron Niruha menyuruh Asa Hon untuk membawa semua hadiah2 itu pada saat perayaan bulan sabit yang diadakan oleh para Neanthal setahun - sekali. Asa Hon tidak curiga sama sekali jika dirinya ternyata dijadikan tumbal yg dikirim untuk terbunuh.
Asa Hon keluar dari gubuk tempat dia menginap dan menemukan seorang ibu nya telah meninggal didepan gubuknya, dalam pelukan ibu itu, ada seorang bayi yang masih hidup, sangat terkejut, Asa Hon segera menggendong bayi itu dan bertanya kepada pengawalnya, apa yang terjadi? pengawal itu lalu menceritakan kepada Asa Hon apa yang sedang terjadi, dan Asa Hon menjadi marah.


para Neanthal menerima hadiah itu dengan hati girang, namun mereka langsung terjangkiti penyakit hewan yang mematikan itu, lalu tiba - tiba, mereka dipanah dengan panah berapi, terlihat hujan api membakar hutan dan para Neanthal yang tidak berdaya karena terjangkiti penyakit mematikan.
sungguh pemandangan yang menyedihkan, hutan itu berubah menjadi lautan api.. terlihat seorang ibu Neanthal yang berusaha menyelamatkan diri dengan bayinya namun mati terkenah panah berapi. pembantaian ras yang luar biasa kejam.


sementara pengawal itu berusaha meyakinkan Asa Hon untuk kabur dari tempat itu, tiba tiba sebuah tangan menembus belakan tubuhnya dan seketika itu juga pengawal itu mati dan terlihat seorang Neanthal berdiri dengan memegang jantung pegawal itu.
Neanthal itu sangat marah dan ingin membunuh Asa Hon, namun ia terjatuh karena lemah, Asa Hon segera menghampiri Neanthal itu dan berusaha menguatkannya, Asa Hon berkata " Kuatkan dirimu, kita harus pergi dari sini" dan Neanthal itu menjawab " Kaum kalian sangat kejam". Asa Hon pun menangis sambil berulang ulang memohon maaf, dia lalu berkata "Namun kita harus menyelamatkan bayi - bayi ini bersama". Neanthal yang sedang muntah darah itu pun setuju dengan usul Asa Hon.

sementara perburuan terhadap para Neanthal terus berlanjut, panah terus ditembakkan ke Neanthal yang lari berusaha menyelamatkan diri.

salah seorang kepala prajurit memaki dengan berkata " Hewan hina, kalian pikir kalian hebat!!"lalu temannya menjawabnya, itu karena mereka sedang sakit. rupanya para prajurit itu tau betul bahwa kaum Neanthal jauh lebih kuat dan gesit daripada kaum Saram dan mereka juga dapat melihat dalam kegelapan. Kaum Neanthal dianggap spesies terkuat dan memiliki kekuatan spiritual untuk bermimpi. (Rupanya kaum saram tidak dapat bermimpi). 



dari ketinggian, para pemimpin saram melihat hasil rencana mereka yang berhasil dengan perasaan puas dan bangga. rupanya semua siasat yang dilakukan para saram untuk memusnahkan kaum Neanthal dan merampas tanah mereka yang subur itu, semua adalah hasil pemikiran yang briliant dari anak Sanung Niruha yaitu Ta Gon.

walaupun hampir semua kaum Neanthal telah mati, namun ada beberapa yang berhasil lolos, hal itu mencemaskan hati para pemimpin Saram, menurut mereka, Kaum Neanthal adalah ancaman yang menakutkan, lebih berbahaya dari macan sehingga mereka pun berkumpul untuk menyusun rencana perburuan besar - besaran terhadap kaum Neanthal yang masih tersisa.

hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, lahirlah dua orang bayi mungil pada saat komet biru melintasi langit, sementara itu, perburuan terhadap Neanthal terus berlangsung.


terlihat seorang Neanthal sedang menyembunyikan bayinya karena para pemburu itu, ia memberikan sekantong obat kepada bayi itu dengan pesan, agar bayinya menjaga kantung obat itu untuk adik bayi itu. 
ternyata Neanthal itu adalah Ragaz, salah saru Neanthal yang bersama Raknruv pada malam perundingan dan juga yang berhasil selamat dan melarikan diri bersama Asa Hon pada malam pembantaian.
Ragaz sangat kuat, dia membantai para prajurit yang memburunya itu dengan tidak ada ampun, seorang Neanthal kecil melihat kejadian itu dan segera berlari menemui Asa Hon.


No comments:

Post a Comment