Translate

Arthdal Chronicles episode 1 part 2

kita dibawa kembali ke awal episode dimana Asa Hon sedang tertidur dan bermimpi
dalam mimpinya Asa Hon melihat seorang anak laki - laki yang meminta bayinya, namun Asa Hon menolak memberikan bayinya dengan berkata " Tidak bisa, anak ini sedang sakit", lalu anak dalam mimpi itu berkata lagi " Bayi itu lahir pada saat komet biru terlihat, dia akan membawa bencana pada dunia ini, berikan dia pada ku" tetapi Asa Hon tetap menolak, lalu Anak kecil itu berkata " kalau begitu aku ambil kakaknya" Asa Hon tetap menolak dengan berkata " Anak - anak ini tidak bersalah, lalu Anak kecil langsung memutuskan untuk mengambil Ayah anak - anak itu sebagai gantinya. Anak kecil itu juga mengancam Asa hon dengan berkata "Asa Hon, ini keputusanmu. Di hari kita bertemu lagi, kau tak akan kuampuni. Lari dariku jika kau mau hidup. Lari yang jauh. Jangan kejar orang yang menyanyi.”

Asa Hon pun terbangun dan mendapati bayinya sudah tidak ada lagi di sampingnya, Asa Hon langsung panik dan berlari keluar mencari bayinya. diluar terlihat seorang anak Neanthal sedang menggendong bayi Asa Hon, bayi itu bernama Eun Seom. 
anak yang menggendong Eun Seom berkata bahwa demam Eun Seom sudah turun. Asa Hon menjadi lega.
namun belum lama berselang, tiba lah anak Neanthal yang melihat kejadian Ragaz yang sedang bertarung dengan para prajurit saram memberitahukan hal itu pada Asa Hon. dia juga mengatakan bahwa saat Ragaz juga membawa anak sulungnya. Asa hon lalu teringat pada mimpinya tadi.
Asa Hon berkata, dia harus segera menuju ke tempat Ragaz, dengan membawa bayinya, tapi anak Heanthal itu menyarankannya untuk meninggalkan Eun Seom bersamanya karena berbahaya jika dia membawa Eun Seom yang adalah seorang Igutu (darah campuran antara Neanthal dan Saram). namun Asa Hon menolak dengan berkata " Ibu dari suku kami tidak melakukan hal itu" dan langsung berlari menuju Ragaz.
sementara itu, didalam Hutan, Ragaz masih terus bertarung seorang diri melawan para prajurit Saram yang banyak,
dia hampir membuhun Moo Baek ketika tiba - tiba, sebuah panah menancap di leher Ragaz, Ragaz pun langsung kehilangan kekuatannya.
moment itu tidak disia- siakan oleh para prajurit saram, Moo Baek berteriak " , tunggu apa lagi, segera bunuh dia" dan moo baek pun mengambil pedangnya dan menikam Ragaz, prajurit yang lainpun meramai ramai menikam tubuh Ragaz berulang ulang....achhh minmin tegang..pause sebentar...
setelah itu, para prajurit mundur perlahan dan terlihat, Ragaz jatuh berlutut dan muntah darah, darahnya berwarna biru.
sebelum menghembuskan napasnya yang terakhir, Ragaz berkata, " Aku bermimpi semalam, ku lihat, kiamat suku kalian, kalian akhirnya akan saling membunuh" lalu matilah Ragaz
para Prajurit yang tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Ragaz dan tidak menanggapinya dengan serius.


Moo Baek memeriksa panah yang tertancap dileher Ragaz dan terkejut melihat ukiran yang ada di mata panah itu.
tepat saat itu, Ta Gon muncul dan berkata " ini aku" para prajurit segera memberi hormat kepada Ta gon. 
para prajurit pun memuji Ta Gon yang dapat membunuh ragaz, hanya dengan sekali panah. para prajurit kemudian menanyakan maksud Ta Gon datang ke hutan dan Ta Gon pun berkata " Aku yang memulai perang ini, aku tidak bisa hanya melihat saja, kedepannya, aku sendiri yang akan memimpin perburuan ini, itu adalah perintah dari ayah ku Sanung Niruha".
Ta Gon lalu memeriksa sekeliling dan mendapati, banyak prajurit yang mati. lalu didapatinya ada seorang prajurit yang terluka parah dan hampir mati. prajurit itu meminta ta Gon untuk melakukan ritual Ollimsai baginya ditempat itu karena dia tidak akan bertahan sampai ke barak. (Ritual Ollimsai dilakukan sebelum atau sesudah kematian untuk membimbing arwah dekat pada Dewa dan hanya boleh dilakukan oleh pendeta dari klan Asa).

entah apa yang dipikirkan Ta Gon, namun ia pun setuju untuk melakukan ritual itu, dan para prajurit menjadi sangat kebingungan. 
Ta Gon lalu bertanya kepada prajurit sekarat itu, siapa dewa mu? prajurit itu pun menjawab " aku memuja Aramun Haesulla".
Setelah selesai melakukan Ritual, Ta Gon memerintahkan para prajuritnya untuk mengumpulkan semua jasad para prajurit yang mati dalam perburuan itu.
sambil mereka berjalan, salah seorang prajurit memuji Ta Gon bahwa dia mirip dengan Aramun Haesulla pendiri Arthdal. tapi Ta Gon menjawab " benarkah? tetapi aku tidak memiliki bunga Kamperfuli atau Kanmoreu" (Kamperfuli adalah bunga dari daerah selatan sedangkan Kanmoreu adalah kuda legenda yang dianggap hanya dongeng saja)

setelah Ta Gon pergi, Moo Baek menegur teman prajuritnya yang berkata tadi kepada Ta Gon, katanya " jangan mendukung Ta Gon", temannya balik bertanya " Kapan aku melakukan itu? Moo Baek pun menjelaskan " hanya klan Asa dari gunung putih yang boleh melakukan Ritual Ollimsai, Ta Gon pun tidak terkecuali" tapi temannya malah tidak terima teguran itu dan mengolok-olok Moo Baek. Moo Baek pun jadi malas untuk meladeni temannya itu.

sementara Asa Hon mengendap-endap mencari anak sulungnya Ta Gon dan dua prajurit yang berjalan bersamanya menemukan bayi yang tadi disembunyikan oleh Ragaz, begitu mengetahui bahwa bayi itu adalah Igutu, kedua prajurit itu pun panik. Ta Gon lalu menggendong bayi itu tapi dicegah oleh kedua prajuritnya, kata mereka Igutu mendatangkan kesialan, Ta Gon bertanya lagi, " Apakah akan mendatangkan kesialan bagi kita? prajurit itu berkata "tentu saja" dan Tagon pun membunuh kedua prajurit itu.

Asa Hon yang sedang bersembunyi terkejut melihat hal itu, dan dia segera mengenali itu adalah Tagon. Tagon yang menggendong bayi itu mengucapkan salam pada bayi itu dalam bahasa Neanthal, katanya " Halo Bayi" (Deabak, Tagon bisa berbahasa Neanthal).
Tagon pun pergi sambil bernyanyi kecil, lalu teringatlah Asa Hon akan pesan anak kecil dalam mimpinya yang berkata "jangan kejar orang yang menyanyi". Asa Hon pun semakin ketakutan.

malampun turun, dan tampak anak Neanthal yang tadi bersama Asa Hon sedang berjalan dengan cemas mencari Asa Hon, anak itu dapat melihat dalam kegelapan, dia bertanya - tanya " Apakah dia juga sudah mati?" lalu dia pun menemukan Asa Hon yang sedang menatap Mayat Ragaz yang tergantung dipohon dengan pandangan kosong sambil memeluk bayinya.
dengan sedih, anak itu memegang kaki Ragaz sambil berkata " Sampai jumpa lagi.. perkataaan ini harusnya diucapkan sebelum ia mati, sekarang, dia tidak akan mencapai bulan" namun Asa Hon yang sedari tadi hanya diam dan menangis menjawab " Aramun Haeseulla yang membawa Ragaz) anak itu heran dan bertanya " Dewa yang membentuk serikat Arthdal, Aramun yang itu? bukankah dia sudah mati?"
Asa Hon menjelaskan bahwa dia bermimpi, dan dalam mimpinya dia melihat Palu Angin dan bunga Kamperfuli, itu adalah benda benda milik Aramun, dia menceritakan bagaimana Aramun mengancam mengambil Ragaz karena dia menolak memberikan anak - anaknya. 
sambil menangis, Asa Hon berkata, " aku tidak dapat menyerahkan mereka, karena itulah ini terjadi"
Asa Hon merasa bersalah dan merasa dirinya telah dikutuk Dewa karena berkhianat terhadap kaumnya untuk membantu kaum Neanthal, bahkan dia jatuh cinta pada Ragaz dan melahirkan bayi nya.
Asa Hon pun memutuskan untuk lari jauh ke Iark seperti yang diperintahkan Aramun dalam mimpinya. Asa Hon berkata " Dewa Arth tidak dapat menerapkan otoritasnya di sana, Kutukan Aramun tidak akan bisa mencapai tempat itu".
dan Asa Hon pun bertekat untuk bisa mencapai tempat itu, bagaimanapun sulitnya hal itu.
anak Neanthal itu hanya bisa memandang Asa Hon dengan cemas tanpa bisa berkata apa2 lagi.

maka mulailah perjalanan panjang Asa Hon menuju Tebing Hitam Besar.
siang dan malam ditempuhnya tanpa berhenti, bila hari hujan dia akan berhenti sejenak berteduh dibawah pohon agar anaknya tidak basah kehujanan, ia melewati padang rumput, sungai, panas dan dingin, jatuh bangun,akhirnya dia tiba di Tebing hitam besar.
sambil memeluk bayinya dia berkata “Eunseom. Eunseom. Di bawah sana adalah Iark. Dewa Arth tak bisa menerapkan otoritasnya di sana. Agar kita berdua hidup, kita harus ke sana. Aku harus menemukan gua yang menuju ke dasar tebing, tak peduli butuh berapa lama.”
setiap hari, Asa Hon menelusuri gua - gua mencari jalan ke bawah tebing, sambil membawa bayinya dan menyusuinya sampai...

Arthdal Chronicles Episode 1 part 3
























No comments:

Post a Comment